Gagang pintu menjadi hal yang menghawatirkan di minggu-minggu terakhir setelah mengetahui Covid-19 dapat hidup 2 hingga 3 hari di permukaan besi stainless. Penularan melalui gagang pintu banyak dianggap sebagai salah satu cara virus corona ini sangat cepat menyebar. Namun bagaimana dengan tren interior yang mulai muncul kembali, yakni tembaga?
Tembaga dan logam campuran seperti kuningan atau perunggu telah lama diketahui memiliki manfaat kesehatan, tetapi apakah anda tahu logam ini merupakan antimikroba alami? Berbagai penelitian bahkan menyatakan tembaga dapat membunuh berbagai virus, sehingga virus tidak dapat menulari orang berikut yang menyentuhnya.
“Kami telah melihat bagaimana virus langsung hancur ketika bersentuhan dengan tembaga,” Bill Keevil, profesor kesehatan lingkungan pada University of Southampton, bercerita kepada Fast Company.
Tetapi hal ini tidak berarti kita harus mengganti semua barang interior dengan tembaga. Walaupun telah ada berbagai riset tentang manfaat antimikroba tembaga, EPA hanya menemukan bahwa tembaga hanya manjur untuk beberapa virus seperti MRSA, Staph, dan e. coli, sehingga tidak dianjurkan untuk mengandalkan hanya tembaga untuk membuat rumah anda bebas kuman.
Tempat yang tepat untuk menggunakan tembaga adalah rumah sakit dan fasilitas kesehatan lainnya. Keevil membuktikan ketika campuran tembaga digunakan pada permukaan yang sering disentuh di rumah sakit dan UGD, disertai pembersihan rutin, terdapat 90% penurunan jumlah bakteri hidup pada permukaan tersebut. Penelitian pada tiga UGD di Amerika menemukan penurunan 58% tingkat infeksi. Ia berteori bahwa kontak dengan tembaga dapat merusak struktur sel virus.
Kuningan antik dan tembaga kasar merupakan material yang awet, serba guna dan indah – ideal untuk lampu, gagang pintu , keran dan perlengkapan rumah. Akan tetapi, logam ini juga berpotensi mencegah munculnya pandemi jika digunakan dalam desain rumah sakit.
Sumber: https://www.dwell.com/article/copper-brass-disinfect-coronavirus-covid-19-d0c45789