Dalam perjalanan menuju Teluk Hijau, kami tergiur oleh penjual duren dan pohon buah naga yang tumbuh liar sepanjang jalan. Pada akhirnya kami berhenti untuk makan duren di kios pinggir jalan sambil bercakap-cakap dengan penjual duren. Setelah selesai, kita cuci tangan di warteg sebelah. Tidak tahunya, warung juga milik istrinya bapak penjual duren. Pasangan suami istri mengajak kita ke kebun belakang warteg yang penuh dengan buah naga yang sudah matang. Dengan tangan terbuka, kami diizinkan memetik buah naga dan membawanya balik ke warteg, dimana hanya sisah 1 buah naga yang belum kami habiskan. Sebelum lanjut perjalanan, kami diberi satu bekal lagi yaitu kulit pohon pulai yang dikatakan sangat berkhasiat.
Untuk sampai ke Teluk Hijau, perlu menempuh sekitar 1-2 km tanpa mobil. Awal trek tidak begitu berat, tanjakan lebih landai dibanding pada Kawah Ijen, namun itu hanya sekitar 100 m. Dengan kondisi yang sudah lelah dari hari sebelumnya, kita melintasi hutan dengan pijakan tangga menurun. Berbeda dengan saat panjat gunung, udara hutan yang sangat lembab, ditambah panas matahari yang menyengat kulit, membuat kita dehidrasi. Setelah sempat dikejar monyet, kami menjumpai beberapa muara sungai yang kami harus seberangi melalui batu-batuan, pertanda sudah dekat dengan pantai. Jalan setapak berakhir pada bukaan dengan lebih sedikit pohon tetapi tetap banyak teduhan. Kondisi alam sangat terjaga, hanya 2 gubuk yang terbuat dari kayu untuk wc dan musholla, sisahnya tempat duduk dan ayunan. Teluk dikelilingi tebing dan pepohonan dan di perairannya ada beberapa perahu yang berlalu lalang, sehingga kita pindah ke bagian kanan pantai. Air sangat biru dan sejuk, apa lagi setelah terkena panas matahari. Selain bermain air, sebagian dari kami juga menjelajahi bebatuan di samping kanan pantai. Sempat kepikiran untuk naik perahu balik ke pantai yang satu lagi dan dijemput disana, tetapi karena tidak ada sinyal, kami terpaksa harus balik lewat jalur semula. Yang tadinya tangga turun sekarang tangga naik, tentunya lebih menantang. Tetapi akhirnya kita balik ke parkiran untuk menikmati buah naga yang baru saja dipetik lagi.
Kunjungan selanjutnya adalah di Pulau Merah, walaupun kami hanya bersantai di pantainya. Berbeda dengan pantai sebelumnya, pantai ini ramai dikunjungi wisatawan dan banyak yang berjualan sepanjang pantai. Tempat kami duduk tepat pada dua pulau yg membentuk bukit dengan matahari yang mulai terbenam di antaranya. Sambil menunggu sunset, kami menjelajahi pantai. Salah satu dari kami ikut bermain bola voli. Trip banyuwangi diakhiri dengan melihat sunset di Pulau Merah.